bulan ramadhan dikenal juga dengan sebutan bulan al-Quran karena pada bulan puasa inilah al-Quran diturunkan maka sepatutnya kita memperbanyak membacanya dibanding bulan atau hari-hari lainnya. terlebih lagi karena pada syahr Ash-Shiyam semua amal ibadah anak Adam dilipatgandakan seiring dengan dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka serta setan dibelenggu. oleh karena itu seharusnya semakin memperbanyak perbuatan baik dan mengurangi tidur siang hari bulan ramadlan. terkait hal itu juga bahwa apakah benar Hadits Tidurnya Orang Puasa Ibadah adalah Palsu. mengenai hal ini akan dijelaskan lebih lengkap dibawah.
mohon maaf pada kesempatan kali ini tidak sedang membahas tentang bagaimana hukum hadits tidur lebih awal, setelah ashar atau subuh. begitu juga tidak sedang menerangkan tentang kedudukan hadits tidur matikan lampu, miring ke kanan atau tengkurap. akan tetapi yang akan dijelaskan pada saat ini adalah hal yang berkaitan dengan kedudukan hadits tidur saat puasa apakah boleh diamalkan ataukah tidak. sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa banyak orang yang mengatakan bahwa tidur waktu puasa adalah ibadah sehingga mendorong banyak orang ketika siang hari setelah sholat dhuhur untuk menghabiskan waktunya dengan tidur di teras masjid. tidak hanya itu saja, bahkan tidak sedikit yang menggunakan lebih banyak waktu siangnya berada di pembaringan kecuali ketika mengerjakan sholat wajib saja. apakah ini dibenarkan ? apakah Hadits Tidurnya Orang Puasa Ibadah adalah shahih, dha'if atau palsu.
ilustrasi |
Hadits Tidur Saat Puasa adalah Ibadah
ada beberapa lafadz hadits yang berkaitan dengan tidur ketika puasa yang artinya "Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya tasbih, doanya terkabulkan dan amalannya dilipatgandakan" (riwayat Baihaqi) atau yang semisal. ada juga dengan lafadz lain yang artinya "Orang yang berpuasa itu senantiasa dalam ibadah meskipun sedang tidur diatas ranjangnya" (riwayat Tammam) atau yang mirip teksnya.hadits riwayat Baihaqi |
singkatnya Hadits Tidurnya Orang Puasa adalah Ibadah yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi mempunyai 3 jalur sanad periwayatan dimana terdapat perowi yang bernama ‘Abdul Malik bin ‘Umair, Sulaiman bin ‘Amru dan Ma’ruf bin Hasan serta Khalf bin Yahya Al-‘Abdiy. semua rowi diatas dinilai lemah atau dusta oleh para ahli hadits diantaranya Abu Hatim, Ibnu Ma’in, Ibnu Hibban, Syaikh Al-Albani, Ahmad bin Hanbal, Ibnu Kharrasy, Adz-Dzahabi, Ibnu Hajar, Ibnu ‘Adiy, Al-Baihaqi. sehingga Hadits Tidur Saat Puasa adalah Ibadah yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi tidak dapat dijadikan rujukan sebuah amalan. bahkan Syaikh Al-Albani berkata: “Ini adalah maudhu’ (palsu), Sulaiman bin ‘Amru seorang pendusta.” (Silsilah Adh-Dha’ifah)
hadits riwayat Tammam |
terlepas dari itu tidur mubah atau boleh hukumnya dan dapat bernilai ibadah jika diniatkan sebagai penunjang ibadah seperti tidur siang pada bulan puasa agar kuat menjalankan ibadah shalat tarawih dan witr di sepertiga malam terakhir. namun berbeda halnya jika tidur karena malas atau kekenyangan setelah makan sahur. seharusnya pada bulan yang mulia ini kita lebih memperbanyak amal ibadah karena orang yang banyak tidur akan kehilangan banyak kesempatan beribadah di bulan yang penuh ampunan ini.
Kesimpulan
- Hadits Tidur Saat Puasa adalah Ibadah derajatnya Palsu atau Sangat Lemah sehingga tidak dapat dijadikan dalil sebuah amal.- Tidur dapat bernilai Ibadah jika diniatkan sebagai penunjang agar kuat menunaikan amal ibadah lainnya.
demikian artikel Hadits Tidurnya Orang Puasa Ibadah adalah palsu dan baca juga Cara Membuat Kwitansi Menggunakan Excel. semoga sukses. tulisan ini dasarikan dari banyak sumber salah satunya muslimah.or.id
Karena didalam riwayatnya ada orang yang tidak dipercaya jadi kaidah tersebut lemah. Yang terpenting ibadah kita jangan hanya bermalas-malasan tapi dibarengi dengan ibadah sunnah lainnya.
BalasHapusMakasih penjelasannya.
semoga kita dapat memanfaatkan bulan puasa ramadahan sebaik mungkin. terima kasih sudah mampir di artikel tidur puasa adalah ibadah haditsnya palsu
Hapus